Kegiatan Youth Innovation Forum 3 countries memiliki tema “Youth For The Future” memiliki tujuan meningkatkan kesadaran kepada para pemuda Indonesia terhadap isu-isu global yang sedang dihadapi dan dampaknya bagi bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama, Badan PBB mencanangkan program SDG (Sustainable Development Goal) yang direncanakan pada tahun 2030 akan tereleasasi di seluruh penjuru dunia. Kegiatan ini berlangsung dari tgl 6 September-11 September 2022 di Malaysia, Singapore, dan Thailand. Ada 17 poin SDG yang didiskusikan yaitu:
• TUJUAN 1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun
• TUJUAN 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan
• TUJUAN 3. Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia
• TUJUAN 4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua
• TUJUAN 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan
• TUJUAN 6. Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua
• TUJUAN 7. Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua
• TUJUAN 8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
• TUJUAN 9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi
• TUJUAN 10. Mengurangi ketimpangan didalam dan antar negara
• TUJUAN 11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan
• TUJUAN 12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
• TUJUAN 13. Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya*
• TUJUAN 14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan
• TUJUAN 15. Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati
• TUJUAN 16. Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua level
• TUJUAN 17. Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan
Dalam kesempatan forum inovasi ini, saya mengangkat tema presentasi yaitu poin pendidikan nomor 4, memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua. Saya juga mengaitkan dengan program di sekolah saya yaitu Sekolah Ramah Anak yang sudah diterapkan di SMAIT Raudhatul Jannah Cilegon Banten. Tema inovasi yang saya ajukan yaitu bernama “CHILD FRIENDLY SCHOOL CENTER”.
Pada kegiatan konferensi terdapat beberapa pembicara yaitu diantaranya Shannon Kobran sebagai Regional Team Lead for Asia, SDG Academy dari PBB (United Nations) Sustainable Development Solutions Network (SDSN) yang membahas tentang pentingnya interdisiplin dalam pendidikan SDG (Sustainable Development Goal) menghadapi krisis global, Thinking around the problem: The importance of interdisciplinarity in SDG education. Dalam paparannya, Shannon sangat menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk tewujudnya program dunia dan PBB yaitu 17 poin SDG. Setiap negara memiliki peran penting dan semua bisa terlaksana apabila ada keselarasan yang baik dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta, ataupun masyarakat.
Development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs.” World Commission on Environment and Development’s 1987 Brundtland report, “Our Common Future”
Dilihat dari aspek yang berkaitan ada 3 pilar yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dilihat dari sejarahnya, dunia sudah memiliki agenda serupa sebelumnya yang bernama MDG’s Goal. Namun itu hanya dari tahun 2000 – 2015. Selanjutnya nama SDG’s muncul dari keprihatinan dan kekhawatiran masyarakat duni, dalam hal ini PBB, untuk melanjutkan dan menambah target area dari MDG’s sebelumya yang hanya 8 poin, menjadi 17 poin di SDG’s.
Pembicara selanjutnya yaitu Justin Liew dari ASEAN Green Future : Accelerating Decarbonisation in ASEAN, yang membahas tentang penharuh dekarbonisasi terhadap keberlangsungan dan terwujudnya SDG’s Goal yang dibicarakan sebelumnya. Justin Liew adalah seorang peneliti dari Associate at Sustainable Development Solutions Network Asia (SDSNA). Sebelumnya pernah tergabung dalam SDSNA dan konsultan management di KPMG, dan bekerja di investments and national development at Khazanah Nasional Berhad, Malaysia’s sovereign wealth fund.
Kumpulan 17 tujuan global yang saling terkait yang dirancang untuk menjadi “cetak biru bersama untuk perdamaian dan kemakmuran bagi manusia dan planet ini, sekarang dan di masa depan”. Sebuah “daftar ember” bagi umat manusia untuk mencapai potensi penuhnya tanpa meninggalkan siapa pun. SDGs ditetapkan pada tahun 2015 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dimaksudkan untuk dicapai pada tahun 2030. Perubahan iklim mencakup pemanasan global dan dampaknya terhadap pola cuaca Bumi. Hal ini disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, sebagian besar karbon dioksida (CO2) dan metana. Pembakaran bahan bakar fosil untuk produksi energi menciptakan sebagian besar emisi ini. Praktik pertanian tertentu, proses industri, dan hilangnya hutan merupakan sumber tambahan.
Komentar Terbaru